Menguak misteri nusantara

Segala Puji hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, Penguasa alam semesta, Raja langit dan bumi, yang telah menunjuki jalan kebenaran dan menguatkan kita dalam menapaki jalan kemuliaan, jalan perubahan menuju kemerdekaan dan kedamaian sejati. Sebuah jalan yang dirindukan oleh setiap diri di muka bumi. Jalan kebenaran yang tidak dapat dipungkiri oleh mahluk apapun di muka bumi. Hanya dengan berjalan pada jalan kebenaran, maka setiap makhluk dapat hidup secara seimbang, teratur, dan saling melayani. Demikian pula dapat menjadi pintu bagi untaian keharmonisan hidup bagi setiap insan di alam raya, termasuk kita yang berdiam di bangsa Nusantara ini. Untaian keharmonisan ini menjadi cita-cita ideal pada setiap era peradaban. Walau terbangun atas beragam suku, bahasa, adat istiadat, dan keyakinan, namun keberagaman itu diharapkan akan memperkaya aset bangsa untuk menjadi kekuatan integral bagi Ibu Pertiwi. Setiap diri mendambakan untuk hidup dalam tatanan masyarakat heterogen yang rukun, saling menghormati, teposeliro, adil, sejahtera, arif dan bijaksana.

Bumi yang kita pijak adalah karunia yang luar biasa dari Yang Maha Agung. Tanah Air Nusantara adalah rumah di mana kita dilahirkan, dibesarkan, dan berkarya sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta, Pengatur dan Pendidik alam semesta termasuk bumi tempat putra putri Nusantara berkarya. Adalah ironi jika kita tidak mencintai rumah tinggal kita sendiri, membiarkannya tak terurus, atau menyia-nyiakan karunia kekayaan duniawi ini sebagai amanah dari Dia Yang Maha Kaya. Lebih dari itu, putra-putri dan anggota keluarga yang berada dan hidup dalam tatanan cinta dan kasih sayang alam Nusantara adalah bagian dari karunia itu sendiri

Senin, 13 Februari 2012

Perdalam Kearifan Lokal Untuk Perdamaian Bangsa

JAKARTA - Dalam rangka memperkokoh perdamaian antar suku bangsa serta agama yang ada di Tanah Air, Universal Peace Federation (UPF) menggandeng perguruan tinggi Indonesia untuk memperdalam serta meningkatkan kearifan dan karakter bangsa yang ada di Indonesia. 

"Kami melakukan pendekatan kepada kampus karena di kampuslah pembangunan karakter bangsa bisa dimulai oleh para mahasiswa, di mana UPF berupaya membangun terciptanya perdamaian berdasarkan nilai-nilai universal," kata Deputi Ambassador UPF Prof Dr Payaman J Simanjuntak di sela-sela seminar World Interfaith Harmony Week bertema "Menggali Kearifan Lokal dalam Rangka Membangun Perdamaian' kerja sama Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dengan UKI, di Jakarta, akhir pekan lalu. 

Selain dengan UKI, UPF dalam membawakan misi perdamaian dan pembangunan karakter bangsa juga menjalin kerja sama dengan 10 perguruan tinggi, di antaranya Universitas Tarumanagara, Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat, dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). 

"Tidak hanya dimulai dari kalangan kampus, pengenalan karakter bangsa dan misi perdamaian bisa dimulai dari pendidikan dasar, mulai usia SD, SMP, hingga SMU. Jika generasi muda sudah matang dalam hal pendalaman karakter bangsa dan bisa membawa misi perdamaian, prestasinya sebagai seorang mahasiswa bisa mudah diwujudkan," katanya. 

Sementara itu, Pembantu Rektor Akademik UKI Wesley BP Simanjuntak mengatakan seminar di UKI sengaja mengangkat kearifan lokal karena kearifan lokal memiliki fungsi tidak hanya dalam ranah teologis yang bersifat filosofis, melainkan juga teknis demi tujuan pragmatis masyarakat. 

"Kearifan lokal adalah identitas budaya bangsa yang menjadi fondasi atas bangunan bersama masyarakat. Fondasi inilah yang menjadikan sebuah bangsa memiliki kemampuan melakukan absorpsi dan mengolah kebudayaan asing sejalan dengan watak dan kemampuan diri sendiri," katanya. 

Ia juga mengatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif mengenai kearifan lokal diharapkan mampu mendorong terciptanya kondisi masyarakat yang stabil serta tidak mudah terprovokasi yang dapat memorakporandakan kehidupan beragama di Indonesia. "Seminar ini diharapkan mampu menggali nilai-nilai lokal agar tercipta perdamaian di bumi pertiwi dan dunia," kata Wesley. mza/P-3
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/83436

Jumat, 10 Februari 2012

Gafatar (Februari 2012)

Sebuah Agenda.. 

Interfaith Seminar in Support of the UN World Interfaith Harmony Week (10 February 2012)

6th February 2012 | By: chrispoerba


Feb. 4, 2012

Subject: Interfaith Seminar in Support of the UN World Interfaith Harmony Week

Dear Sir/Madam,
This age of globalization needs enlightened people that can help benefit all humanity. Our challenge is to encourage understanding, respect, and cooperation among people of all faiths for the well-being of our communities and peace in the world.
The first week of February every year was designated World Interfaith Harmony Week by an October 20, 2010 resolution of the United Nations General Assembly. The President of the 66th Session of the General Assembly, H.E. Mr. Nassir Abdulaziz Al-Nasser, said “In our conflict-ridden world, I believe it is important to recognize the historical good done by people  in various parts of the world.”
In response to the call by the UN to observe the UN World Interfaith Harmony Week in every nation, Universitas Kristen Indonesia (UKI), the Universal Peace Federation (UPF) and Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) will convene an Interfaith Seminar on 10 February 2012 on the theme “Interfaith Harmony & Global Cooperation: Exploring Local Wisdom for Building Peace.” Please see enclosed program for details.
Date: Friday, 10 February 2012
Time: 8.30 am – 3.00 pm
Venue: Seminar Hall, 3rd Floor, Faculty of Economics, UKI, Cawang Campus,
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2, Cawang, Jakarta 13630

We would be honored if you kindly accepted our invitation to this important event.

Sincerely,

Ursula McLackland
Regional Secretary General, UPF Asia